VIVAnews - Donald Jarvis dan sejumlah peneliti dari University of Wyoming, Amerika Serikat menyebutkan bahwa mereka berhasil memodifikasi genetik ulat sutera agar memproduksi serat laba-laba buatan.
Ulat sutera ini dibuat agar mampu menghasilkan serat yang mengandung protein yang ada di jaring laba-laba yang lebih elastis dan lebih bisa direnggangkan, membuatnya cocok untuk dipakai di berbagai aplikasi medis.
“Sejauh ini, teritorialisme dan kanibalisme di kalangan laba-laba merupakan tantangan besar dalam peternakan laba-laba sehingga sulit untuk memproduksi serat laba-laba untuk dijadikan benang,” kata Jarvis, dikutip dari Daily Mail, 3 Januari 2012.
Protein yang ada di sutra laba-laba, kata Jarvis, sejauh ini telah diproduksi dalam bakterial transgenik, ragi dan sel tanaman, hewan dan mamalia. Meski begitu, upaya-upaya terdahulu untuk menjadikan protein ini sebagai benang terkendala oleh ulat sutra yang memiliki kapasitas produksi yang rendah.
Menggunakan teknik baru, lewat temuan yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti bisa menghasilkan serat yang setidaknya berdaya tahan sama dengan jaring laba-laba dan lebih kuat dibandingkan dengan ulat sutra.
Jadi, ulat sutra bisa digunakan di pabrik untuk membuat serat sutra yang kuat karena mengandung protein jaring laba-laba.
Dengan temuan ini, peneliti berharap, cara tersebut bisa menjadi metode terobosan dalam mengembangkan serat yang lebih kuat untuk tekstil, perban bagi korban luka bakar, dan juga rompi anti peluru. (umi)
• VIVAnews
Ulat sutera ini dibuat agar mampu menghasilkan serat yang mengandung protein yang ada di jaring laba-laba yang lebih elastis dan lebih bisa direnggangkan, membuatnya cocok untuk dipakai di berbagai aplikasi medis.
“Sejauh ini, teritorialisme dan kanibalisme di kalangan laba-laba merupakan tantangan besar dalam peternakan laba-laba sehingga sulit untuk memproduksi serat laba-laba untuk dijadikan benang,” kata Jarvis, dikutip dari Daily Mail, 3 Januari 2012.
Protein yang ada di sutra laba-laba, kata Jarvis, sejauh ini telah diproduksi dalam bakterial transgenik, ragi dan sel tanaman, hewan dan mamalia. Meski begitu, upaya-upaya terdahulu untuk menjadikan protein ini sebagai benang terkendala oleh ulat sutra yang memiliki kapasitas produksi yang rendah.
Menggunakan teknik baru, lewat temuan yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti bisa menghasilkan serat yang setidaknya berdaya tahan sama dengan jaring laba-laba dan lebih kuat dibandingkan dengan ulat sutra.
Jadi, ulat sutra bisa digunakan di pabrik untuk membuat serat sutra yang kuat karena mengandung protein jaring laba-laba.
Dengan temuan ini, peneliti berharap, cara tersebut bisa menjadi metode terobosan dalam mengembangkan serat yang lebih kuat untuk tekstil, perban bagi korban luka bakar, dan juga rompi anti peluru. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar